|
Linguistik Terapan
|
|
Universitas
Negeri Surabaya
|
|
Diawali
dengan kata mekanolinguistik yang mulai menggelitik hingga di titik
pemantik yang membuat terpantik membutuhkan dukungan untuk pemutakhiran
bahasa pemrograman yang kian marak bagai air yang mengalir mencari aliran
untuk itu tertemukan bantuan untuk itu salah satunya yakni masukan untuk
Google Translate dalam Hal Penerjemahan Bahasa Jepang dalam Penerjemahannya
ke dalam Bahasa Indonesia, dan sebaliknya, serta Alasan-alasan Kenapa Google Kesulitan dalam
Menerjemahkan Bahasa Jepang.
|
MEKANOLINGUISTIK
Abstrak
Begins with the word mekanolinguistik,
which began tickling, until at the point of ignition, which makes terpantik,
need support, to update the programming language, which is gathering popularity
like water, which flows to find the flow, for it has be found assistance for it, one of which is, input to
Google Translate, in the Japanese translation into Bahasa Indonesian, and vice
versa, as well as the reasons why Google Difficulties in Translating Japanese.
Agus Paramuriyanto 117835008
Arista Ambarwati 117835009
Emiko Watanabe 117835601
A.
Pendahuluan
Mekanolinguistik, untuk ahli bahasa mungkin
kata ini sudah sangat familiar, namun bagi kami ini sungguh sangat liar. Keadaan
yang membuat kami sangat risau adalah ketidaktahuan kami dengan apa yang
sebenarnya kami cari tahu yakni tentang arti kata “mekanolingistik”. Sungguh
banyak pertanyaan yang ada dibenak kami, saat kami mulai mencari-cari data
mengenai mekanolinguistik ini. Rasanya ingin sekali “kami di peluk Tuhan”.
Mulai dari Google Translate, Bing
Translate, Wikipedia, dan situs-situs lainnya. Tetap saja kami tak
menemukan arti kata mekanolinguistik. Kami merasa sudah mengalami kebuntuan. Dan
mulai terpukau dengan kejenuhan.
Lama dari ini kami berinisiatif untuk
langsung melakukan analisis data yang inti topik kami yakni “penerjemahan”.
Dengan hanya bermodalkan keyakinan meski makna yang kami pegang adalah makna yang
simpang siur kalau mekanolinguistik ini adalah linguistik yang terdapat di
dalam komputer. Dan merupakan subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa
yang digunakan dalam menyusun program-program komputer (Nikodemus: Tipologi).
Jadi kami langsung saja mengumpulkan data-data yang berupa kata-kata keseharian
orang Jepang yang merupakan pokok penerjemahan kami. Namun kami hanya mengambil
beberapa saja karena jika kami menganalisis semua kata-kata Jepang maka waktu
sebulan ini kami rasa sangatlah kurang. Maka itu kami juga mengambil dari
makalah yang pernah dipresentasikan oleh Emiko Watanabe di Pascasarjana UNESA dikelas
A 2011 tepatnya di ruangan K 04.04. (16 April 2012) dengan dosen pengampu Dr.
Maria Mintowati M. Pd.
Setengah hati kami melakukan analisis
karena masih terbebani dengan arti mekanolinguistik yang sebenarnya. Syukurlah
disaat mulai mencapai penyimpulan. Terlintas dipikiran kami tentang “bahasa
pemrograman” yang dimiliki jurusan teknik. Karena kami berpikir tentang bahasa
yang digunakan untuk menyusun sebuah program, dan jika di singkat menjadi
bahasa pemrograman. Tanpa banyak waktu kami mencari informan yang bisa
memberikan wawasan baru kepada kami tentang bahasa pemrograman ini.
Dimana lagi klo bukan ke pusat ilmu teknik,
yang identik dengan program komputer. Tidak lain dan tidak bukan dan tidak ada
pilihan lain jadi kami memilih ITS Surabaya.
Dan ternyata kami benar-benar mendapatkan pencerahan disana. Bertemu
dengan beberapa mahasiswa ITS Surabaya, namun ini masalah untuk kami, karena
mereka tidak mau nama mereka di cantumkan dalam makalah ini. Dan langsung saja
informasi yang kami dapat adalah bahwa mekanolinguistik itu kata lain dari
linguistik komputasi. Hal ini di kuatkan oleh pendapat Mimi Binti Malik (2011) mencakup
penggunaan linguistik dalam bidang komputer dan usaha untuk membuat mesin
penerjemah, usaha pemanfaatan komputer dalam penyelidikan bahasa, misalnya
dalam penyusunan konkordansi teks-teks, dalam perhitungan frekuensi kata-kata
untuk perkamusan dan pengajaran bahasa. Bidang ini disebut juga linguistik
komputasi.
B.
Pembahasan
1.
Linguistik Komputasi
Linguististik Komputasi atau Linguistik komputasional (bahasa
Inggris: computational linguistics)
adalah bidang antardisiplin yang mengkaji pemodelan bahasa alami dengan
statistika dan berbasis aturan dari sudut pandang komputasi. Pemodelan ini
tidak dibatasi pada suatu bidang tertentu dari linguistik. Selain linguistik,
bidang studi yang juga dilibatkan dalam linguistik komputasional antara lain
adalah ilmu komputer, kecerdasan buatan, matematika, logika, ilmu kognitif,
psikologi kognitif, psikolinguistik, dan antropologi. (wikipedia: linguistik
komputasional).
Nah jika mekanolinguistik itu linguistik komputasi, sedangkan
linguisting komputasi sendiri memiliki ilmu komputer dan semacamnya maka
penafsiran kami tidak meleset. Bahwa mekano linguistik itu adalah ilmu yang
mempelajari tentang bahasa pemrograman yang ada di dalam komputer. Nah di dalam
ilmu komputer sendiri terdapat ilmu yang mempelajari hal itu lebih mendalam
yakni linguistik korpus. Dan apa bila mekanolinguistik ini juga di kaitkan
dengan teknologi yang dimiliki komputer, maka tak aral juga bahwa subdisiplin
ini merupakan sebuah teknologi komunikasi dan bahasa karena komputer merupakan
salah satu alat komunikasi. (wikipedia)
2.
Linguistik korpus
Dalam wikipedia adalah bagian dari komputasi linguistik dan
bagian dari studi bahasa umum. Ini berkaitan dengan koleksi besar teks-teks
lisan dan tertulis, sampai dengan ratusan kata jutaan. Area utama yang menarik
dalam linguistik korpus ada dua. Pertama, mereka sedang membangun, memelihara
dan mengoperasikan koleksi tersebut. Kedua, adalah menganalisis dan menafsirkan
fitur bahasa dan fenomena yang biasanya tidak terlihat pada skala yang lebih
kecil.
Dengan demikian, bagian pertama dari pekerjaan ini?
menyajikan teknologi komputer yang menyediakan alat untuk analisis bahasa dan
deskripsi formal dari bahasa sebagai sistem yang dapat digitalisasi, disimpan
dan diakses dengan penggunaan alat-alat elektronik. Hal ini memerlukan
merancang sistem penyimpanan yang efektif dan user-friendly interface yang
membuat teks-teks yang tersedia untuk penelitian dan analisis. Menyimpan surat
dan kata-kata tidak menjadi masalah bahkan untuk komputer awal, tapi menyimpan
deskripsi? dari berbagai aspek kata dan menemukan link multidimensi antara
unsur-unsur bahasa tersebut masih menantang untuk teknologi bahasa. Ini adalah
domain dari ilmu komputer. Metode analisis berasal dari statistik dan analisis
matriks, sebagai bahasa yang bersifat multidimensi dan banyak aspek harus
dipertimbangkan pada saat yang sama?
Transaksi bagian kedua dengan interpretasi data dicari dan
diperoleh dari sejumlah besar bukti penggunaan bahasa. Ini interface bahasa
sebagai fenomena sosial, budaya dan psikologis. Itu adalah domain dari
psikolinguistik dan sosiolinguistik, kajian budaya dan bidang linguistik lain
yang menarik seperti: studi leksikal, semantik pragmatik, gaya bahasa, analisis
pidato, dan terakhir tidak mengajar minimal dan terjemahan. Hasil di daerah ini
adalah baik akademis, yaitu, pertumbuhan pengetahuan tentang bahasa,
keterkaitan dengan bahasa lain, cara itu fungsi, dan praktis dengan membuat
database yang tersedia dan alat untuk pelajar, guru dan penerjemah: penerjemah
baik manusia atau mesin.
Bagian ketiga merupakan pengantar untuk analisis corpus dan
statistik. Beberapa konsep dasar dalam
linguistik korpus sebagai domain empiris disajikan. Hitungan, frekuensi dan uji
statistik menunjukkan metodologi analisis corpus. Dan bagian yang tak kalah
empat memberikan contoh penggunaan dan penerapan alat-alat dalam linguistik dan
menunjukkan ide-ide untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan. Setelah
Anda inginkan seperti banyak koleksi teks dengan bahasa yang digunakan,
imajinasi manusia tampaknya menjadi satu-satunya batas penelitian.
3.
Teori Gender
Menurut Tadao (1995 :
911) Gender merupakan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang
dibentuk secara sosial dan kultural. Dari zaman dahulu laki-laki sering
dikatakan cepat mengambil keputusan, rasional, egois, atau agresif. Sedangkan
perempuan sering dikatakan lemah, lembut, sopan, santun, pasif, dan penuh
perhatian. Di Jepang Laki-laki dan perempuan masing-masing dilambangkan dengan
kanji yang berbeda. Laki-laki dilambangkan dengan huruf yang mengandung unsur
kanji yang berarti ‘sawah’ dan ‘tenaga’ yang menggambarkan perannya sebagai
orang yang bekerja sekuat tenaga memproduksi padi di sawah untuk menyokong
kehidupan bangsa guna membangun negara. Pekerjaan mulia ini dianggap milik
laki-laki walaupun pada kenyataannya banyak juga perempuan yang turut bekerja
di sawah. Berbeda dengan laki-laki, perempuan ditulis dengan huruf yang
melambangkan orang yang sedang menari. Hal ini memberi gambaran sosok wanita
yang berperan sebagai penghibur orang (laki-laki). Seolah-olah mereka dijadikan
objek kesenangan atau kepuasaan orang yang melihatnya.
4.
Mesin Terjemahan
John (1992) Mesin Terjemahan adalah cabang linguistik
komputasional yang mempelajari penggunaan perangkat lunak komputer untuk
menerjemahkan teks atau ucapan dari satu bahasa alami ke bahasa lainnya. Pada
tingkat dasar, terjemahan mesin melakukan substitusi atau penggantian sederhana
kata-kata dari satu bahasa alami ke bahasa lainnya. Dengan menggunakan teknik
korpus, dapat dilakukan penerjemahan yang lebih kompleks sehingga memungkinkan
penanganan yang lebih baik terhadap perbedaan tipologi linguistik, pengenalan
frasa, penerjemahan idiom, dan juga penanganan anomali.
Perangkat lunak terjemahan mesin yang ada saat ini umumnya
mengizinkan kustomisasi berdasarkan domain atau profesi sehingga meningkatkan
hasil terjemahan dengan membatasi lingkup substitusi yang diizinkan. Teknik ini
terutama efektif dalam suatu domain yang menggunakan bahasa formal. Pada
praktiknya, terjemahan mesin dari dokumen-dokumen pemerintah dan hukum ternyata
menghasilkan keluaran yang lebih berguna daripada teks pembicaraan atau teks
lain yang lebih tidak standar bentuknya.
Perbaikan kualitas keluaran juga dapat dicapai melalui campur
tangan manusia. Contohnya, beberapa sistem dianggap lebih akurat menerjemahkan
jika penggunanya telah menandai kata-kata mana di dalam teks yang merupakan
suatu nama. Dengan bantuan teknik-teknik ini, terjemahan mesin telah terbukti
bermanfaat sebagai suatu alat bantu bagi penerjemah manusia, dan dalam beberapa
penerapan bahkan dapat menghasilkan keluaran yang dapat dipergunakan langsung
("as is"). Namun demikian, sistem-sistem yang telah tersedia saat ini
tidak mampu untuk menghasilkan keluaran dengan kualitas yang menyamai
penerjemah manusia, terutama jika teks yang akan diterjemahkan menggunakan
bahasa sehari-hari.(wikipedia: terjemahan mesin)
5. Hasil Analisis
Dari data yang diperoleh tentang penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam Jepang dan sebaliknya, tergambar dengan jelas bahwa terdapat
perbedaan pemakaian bahasa laki-laki di
Jepang. Namun selain itu hal ini juga yang memengaruhi keberadaan penggunaan
bahasa latin dalam kosakata penerjemahan pada Google Translate. Mungkin, salah
satu alasan Google tidak menggunakan bahasa latin untuk mengganti bahasa Jepang
dalam penerjemahan bahasa jepang terhadap bahasa lain (sebut saja bahasa
Indonesia misalnya). Alasan lainnya datang dari keanekaragaman bahasa dan huruf
yang dimiliki bahsa Jepang yang kenyataanya memiliki huruf Hiragana, Huruf
Katakana, dan huruf Kanji. Dengan kemajemukan huruf yang yang dimiliki oleh
bahasa Jepang menjadi salah satu unsur yang mengganjal Google untuk memasukkan
huruf latin untuk menggantikan huruf bahasa Jepang.
Hal ini menjadi penyebab utama mengapa
Google tidak mengganti huruf bahasa Jepang dengan huruf latin di dalam
GoogleTranslate. Karena Jepang memiliki tiga jenis huruf dalam bahasa
Internasional Jepang. Tapi kenyataannya untuk saat ini Google melakukan hal
itu, dan hasilnya hasil terjemahan Google translate menjadi tidak beraturan dan tidak sesuai
dengan bahasa Jepang yang baik dan
benar. Sebut saja kata ayah-ibu dengan kata ayah dan kata ibu, dalam bahasa
Jepang ketiga kata ini berbeda. Dari hasil google translate kata ayah-ibu
sangat berbeda dengan dengan hasil terjemahan dari pengguna asli bahasa Jepang,
dan hasil terjemahan google translate salah. Sedangkan kata ibu dan kata ayah
hasil terjemahan google translate benar. Namun dari semua hasil terjemah an
google ini tidak satupun dari beberapa kata yang di coba diterjemahkan, hasil
terjemahannya tidak memakai huruf latin, melainkan huruf Jepang. Hal ini tentu
saja sangat menyulitkan bagi orang awam yang ingin belajar bahasa jepang.
Karena tidak banyak orang yang bisa menbaca huruf Jepang jepang.
Selain itu
hasil terjemahan dari google susunannya terbalik hal ini di buktikan
pada kata. Hasil terjemahan dari biodata dari Emiko Watanabe. Di mulai dari
nama Emiko Watanabe dalam bahasa Jepang urutannya adalah marga keluarga di
awal (Watanabe Emiko) sedangkan di
Indonesia hal tersebut terbalik menjadi naman marga ada di belakang nama asli (Emiko
Watanabe). Di mulai dari penerjemahan kata per-kata, per-frasa hingga
per-kalimat hasil terjemahan google translate tetap menghasilkan terjemahan
dalam huruf bahasa Jepang. Dan hasil ini menurut pengguna asli banya terdapat
kekeliruan karena dalan hasil terjemahan tersebut terjadi pencampuran huruf
bahasa Jepang, yakni huruf hiragana, katakana, hingga kanji di campur jadi
satu. Sedang menurut pengguna asli hal tersebut tidak boleh. Karena jika
menggunakan huruf hiragana maka semua ata dari awal kalimat higga akhir alimat
harus menggunaa huruf hiragana. Sama hal nya engan 2 jenis huruf lainnya. Yakni
katakana dan huruf kanji. Karena tiga huruf ini sangat berbeda dan setiap
hurufnya memiliki aryi sendiri dan jika ketiga huruf ini dicampur adukkan dalam
suatu kalimat maka arti dari kalimat itu
pun akan tercampur aduk dan tidak terbaca.
Seandainya Jepang memilih salah satu dari
tiga jenis huruf yang mereka gunakan difokus atau di pilih untuk mewakili
bahasa Jepang menjadi bahasa Internasional dari bahasa Jepang itu sendiri. Mungkin hal tersebut
bisa memermudah Google translate dalam mencantumkan bahasa dan huruf yang akan diguakan dalam menerjemahkan
suatu bahasa ke dalam bahasa Jepang. Hal ini juga dapat memermudah google
translate dalam menentukan huruf latin yang akan digunakan dalam melambangkan
dan mewakili huruf-huruf bahasa Jepang. Misalnya, Jepang mengakui huruf Kanji sebagai huruf mewakili bahasa Jepang
yang digunakan dalam hubungan internasional. Hal ini dapat pula memermudah para
pelajar dari negara lain untuk belajar tentang bahasa Jepang. Jadi dalam
menentukan huruf latin yang digunakan pun dapat bersifat konsisten dengan
melambangkan huruf Kanji.
Selain permasalahan di atas yang di hadapi Google dalam menerjemahkan
bahasa lain ke dalam bahasa Jepang. Ada masalah lainnya yakni penggunaan bahasa
laki-laki dan bahasa perempuan di Jepang. Karena di Jepang terdapat penggunaan
terhadap dua Gender ini. Dan bahasa yang digunakan antara dua Gender ini
berbeda. Namun hal ini dapat teratasi dengan pengklasifikasian. Karena untuk
bahasa internasional, bahasa Jepang lebih banyak bahasa laki-laki yang
digunakan untuk mewakili bahasa Jepang. Namun bahasa laki-laki ini hanya untuk
melambangkan bahasa Jepang yang bersifat umum. Dan untuk bahasa perempuan
sendiri tetap menggunakan bahasa perempuan. Misalnya, seperti kata ayah-ibu itu
menggunakan bahasa laki-laki, kakak, adik, saudara itu juga menggunakan bahasa
laki-laki dan sejenis dengan kata-kata yang bersifat umum lainnya, sedangkan
untuk kata ibu, nenek itu tetap menggunakan bahasa perempuan, atau kata-kata
yang berhubungan dengan perempuan tetap menggunakan bahasa perempuan.
Tata kalimat dan pola kalimat dalam Bahasa
Jepang yang di bandingkan dengan tata kalimat dan pola kalimat dalam bahasa
Indonesia. Misalnya, dengan lambang S sebagai subjek, P sebagai predikat, O
sebagai objek, dan K sebagai keterangan.
1.
Salah satu contoh
kalimat dalam bahasa cowok di lampiran 1
私 は ご飯 を 食べます → huruf Jepang Kanji
Watashi wa gohan o
tabemasu → huruf latin
saya nasi makan → pola Jepang
‘saya makan nasi’ → pola Indonesia
Arti kalimat di atas dengan pola bahasa
Indonesia adalah “Saya makan nasi”. Sedangkan arti dengan pola bahasa Jepang
adalah “saya nasi makan”. Pada pola bahasa Indonesia saya sebagai subjek dengan
makan predikat dan nasi sebagai subjek, sedangkan pola bahasa Jepang adalah Subyek adalah Watashi (saya) dengan Obyek adalah Gohan (nasi) dan dengan Kata kerja
adalah Taberu (makan). Dari hasil
pengidentifikasian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan pola antara pola
bahasa Indonesia dengan pola bahasa Jepang dan pada kalimat ini bahasa
Indonesia berpola S-P-O sedangkan pada bahasa Jepang berpola S-O-P.
2.
Salah satu contoh
kalimat dalam bahasa cowok di lampiran 2
私 は 8時 の 飛行機 に 乗って インドネシア へ 行きます。
Watashi wa
hachi-ji no hikouki
ni notte Indonesia e ikimasu.
Saya jam 8 pesawat naik Indonesia ke pergi
‘Saya pergi ke Jepang dengan naik pesawat pada saat pukul
08:00.’
Arti kalimat di atas dalam bahasa Indonesia
adalah ‘Saya pergi ke Jepang dengan naik pesawat pada saat pukul 08:00.’ Dengan
pola saya sebagai subjek, pergi ke Jepang sebagai predikat, naik pesawat sebagi objek, pada saat pukul 08:00 sebagai keterangan waktu. Berbeda dengan tata kalimat dan pola
kalimat dengan bahasa Jepang yang berpola Watashi
ha sebagai subjek dengan 8:00 no
adalah keterangan waktu dan Hikouki ni
note adalah object serta Indonesia e
ikimasu adalah predikat. Dari pengidentifikasian di atas disimpulkan bahwa
dalam kalimat di atas yang berbahasa Indonesia memiliki pola S-P-O-K sedangkan
pada kalimat yang berbahasa Jepang memiliki pola SKOP.
3.
Salah satu contoh
paragraf dalam bahasa cowok di lampiran 2
Hal yang sama juga akan terjadi pada
kalimat-kalimat paragraf tersebut yakni pola kalimatnya akan seperti di atas.
私の名前は渡邉恵三子です。私の年は24歳です。私は1987年11月10日に生まれました 今、私はスラバヤ国立大学でインドネシア語を勉強しています。Unesaの先生はとても優しいので、私はUnesaでインドネシア語を勉強するのがとても楽しいです。
Watashi no namae wa Watanabe Emiko desu.
Watashi no toshi ha nijyuu-yon sai desu. Watashi wa 1987-nen 10 tsuki 11-nichi
ni umaremashita. Ima, watashi wa Surabaya Kokuritsu Daigaku de Indonesia-go o
benkyou shiteimasu. Unesa no sensei ha totemo yasashii node, watashi ha Unesa
de Indonesia-go o benkyou surukotoga
totemo tanoshii desu.)
Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan Google translate.
‘Nama saya Watanabe Emiko. Umur saya 24
tahun. Saya lahir pada 10-11-1987. Sekarang saya belajar bahasa Indonesia di
Universitas Negeri Surabaya. Saya sangat senang belajar bahasa Indonesia di
Unesa karena dosen-dosen di Unesa sangat baik’.
私の名前は恵美子渡辺です。私は24歳です。私は1987年10月11日に生まれました。今、私はスラバヤの州立大学でインドネシア語を学ぶ。講師がUnesaに非常に優れているので、私は非常にUnesaインドネシアを学ぶことを嬉しく思います。
Watashinonamaeha Emiko Watanabedesu.
Watashi wa 24-saidesu. Watashi wa 1987-nen 10 tsuki 11-nichi ni
umaremashita. Ima, watashi wa Surabaya no shūritsu daigaku de
Indoneshia-go o manabu. Kōshi ga Unesa ni hijō ni sugurete irunode, watashi wa
hijō ni Unesa Indoneshia o manabu koto o ureshiku omoimasu.
Kesimpulan
Terdapat
beberapa alasan kenapa Google tidak menggunakan lambang huruf latin kedalam
hasil terjemahan bahasa Jepang, salah satunya adalah terdapat tiga lambang
huruf yang berbeda yang ada di Jepang
yakni lambang huruf Hiragana, Katakana, dan Kanji. Keragaman inilah yang
menyebabkan Google kesulitan dalam menentukan menentukan lambang huruf mana
yang dipakai untuk mewakili hasil terjemahan bahasa Jepang. Karena lambang
huruf ketiganya berbeda. Dan tulisan latin untuk melambangkannya ketiganya pun
berbeda. Karena lambang huruf ketiganya berbeda.
Kesalahan
dalam hasil penerjemahan Google masih terdapat banyak kesalahan dalam
penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang . kesalahan tersebut
sering terjadi pada pola kalimat, keterangan-keterangan waktu. Dalam pola
kalimat kesalahan terjemahan nya terletak antara letak subjek dan predikat, dan
terkadang terletak pada objek. Sedangkan dalam hal keterangan-keterangan waktu,
dalam bahasa Jepang semua keterangan waktu selalu berada setelah subjek. Sedangkan
dalam bahasa Indonesia keterangan waktu bisa berada di depan ataupun di
belakang kalimat sepelah predikat.
Selain
kedua alasan di atas terdapat satu lagi permasalah yang dihadapi Google yakni
masalan Gerder. Di Jepang Gender laki-laki dan perempuan sangat memengaruhi
penggunaan bahasa di Jepang. Namun, sebenarnya masalah ini bisa terpecah dan
terselesaikan jika terdapat pemisahan atau pengelompokan kata antara bahasa
laki-laki dan bahasa perempuan. Salah satu ciri cari pengelompokan kata ini
adalah penggunaan bahasa laki-laki terkesan lebih bersifat umum.
Salah
satu solusi meski sedikit berat, seanadainya Jepang mengonsistenikan bahasanya
pada satu lambang huruf saja untuk mewakili lambang huruf mereka di dunia
Internasional. Misalnya lambang huruf Kanji dijadikan lambang huruf
internasional mereka. Maka hal ini memudahkan para pelajar bahasa Jepang untuk
menerjemahkan bahsa Jepang ke dalam bahasa yang telah mereka kuasai terlebih
dahulu. Dengan begitu masalah penggantian lambang huruf Kanji ini bisa disertai
dengan huruf latin atau di wakilkan dengan huruf latin sehingga terjemahan
bahasa Jepang dapat dibaca oleh para pelajar atau para pemelajar.
Ditemukan
rumus pola kalimat bahasa Jepang yang berpola subjek selalu di awal kalimat dan
predikat di akhir kalimat dan objek berada di tengah kalimat (S-O-P) dengan
pola kalimat bahasa Indonesia yang berpola subjek berada di depan kalimat dan
objek berada di akhir kalimat sedangkan predikat berada diantara subjek dan
objek (S-P-O). Sama hal dengan pola kalimat bahasa Indonesia yang berpola
S-P-O-K pada bahasa Jepang pola kalimat tetap subjek berada di depan dan
presikat berada di akhir kalimat bahkan pada kalimat bahasa Indonesia yang
berpola S-P-O-K pola kalimat bahasa Jepang frasa yang menyatakan keterangan
waktu berada setelah subjek sebelum objek (S-K-O-P).
Daftar pustaka
Hutchins, W. John
(1992). An Introduction to Machine
Translation. London: Academic Press.
Kyouko, Funada. 2004. Yasashii Shoho no Indonesia-go. Tokyo;
Nanundou.
Umesao, Kodansha Tadao. 1995. Nihongo
Daijiten. Tokyo; -
Wikipedia,2011.http://id.wikipedia.org/wiki/Linguistik_komputasionaldi unduh pada tanggal 21-05-2012
Yumiko, Yamada Hikari 1985. Nihongo
no kokoro. Tokyo; Nanundou.
Lampiran 1
Lampiran 2
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai
aturan subyek-obyek-kata kerja. Misalnya,
Saya pergi ke Jepang dengan naik pesawat
pada saat pukul 08:00.
Dalam bahasa Indonesia Saya sebagai subjek, pergi ke
jepang sebagai predikat, naik pesawat sebagi objek, pada saat pukul 08:00 sebagi keterangan waktu
私
は 08:00 の 飛行機 に 乗って、インドネシア へ 行きます。
(Watashi wa hachi-ji no
hikouki ni notte, Indonesia e
ikimasu.)
Watashi ha adalah subyek. 8:00 no adalah
keterangan waktu. Hikouki ni note adalah object. Indonesia e ikimasu adalah
predikat.
私の名前は渡邉恵三子です。私の年は24歳です。私は1987年11月10日に生まれました 今、私はスラバヤ国立大学でインドネシア語を勉強しています。Unesaの先生はとても優しいので、私はUnesaでインドネシア語を勉強するのがとても楽しいです。
Watashi no namae wa Watanabe Emiko desu.
Watashi no toshi ha nijyuu-yon sai desu. Watashi wa 1987-nen 10 tsuki 11-nichi
ni umaremashita. Ima, watashi wa Surabaya Kokuritsu Daigaku de Indonesia-go o
benkyou shiteimasu. Unesa no sensei ha totemo yasashii node, watashi ha Unesa
de Indonesia-go o benkyou surukotoga
totemo tanoshii desu.)
Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan Google translate.
Nama saya Watanabe Emiko. Umur saya 24
tahun. Saya lahir pada 10-11-1987. Sekarang saya belajar bahasa Indonesia di
Universitas Negeri Surabaya. Saya sangat senang belajar bahasa Indonesia di
Unesa karena dosen-dosen di Unesa sangat baik.
私の名前は恵美子渡辺です。私は24歳です。私は1987年10月11日に生まれました。今、私はスラバヤの州立大学でインドネシア語を学ぶ。講師がUnesaに非常に優れているので、私は非常にUnesaインドネシアを学ぶことを嬉しく思います。
Watashinonamaeha Emiko Watanabedesu.
Watashi wa 24-saidesu. Watashi wa 1987-nen 10 tsuki 11-nichi ni umaremashita.
Ima, watashi wa Surabaya no shūritsu daigaku de Indoneshia-go o manabu. Kōshi
ga Unesa ni hijō ni sugurete irunode, watashi wa hijō ni Unesa Indoneshia o
manabu koto o ureshiku omoimasu.
Lampiran 3
Bahasa laki-laki di Jepang (bahasa
keseharian)
No
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Kanji
|
Bahasa Latin
|
Terjemahan Google
Translate
|
|
Jepang – Indonesia
(Kanji)
|
Jepang – Indonesia
(Latin)
|
||||
1
|
Ayo Kita Makan
|
食べようぜ
|
Tabeyouze
|
Mari kita makan
|
Tabeyouze
|
2
|
Jangan Makan
|
食べるな
|
Taberuna
|
Jangan makan
|
Taberuna
|
3
|
Aku Tidak Makan
|
食べてねぇよ
|
Tabeteneeyo
|
Hei, aku sudah makan
|
Tabeteneeyo
|
4
|
Makanlah!
|
食べろ!
|
Tabero!
|
Tabero!
|
Tabero!
|
Bahasa perempuan di Jepang (bahasa
keseharian)
No
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa kanji
|
Bahasa latin
|
Terjemahan Google Translate
|
|
Jepang – Indonesia (Kanji)
|
Jepang – Indonesia (Latin)
|
||||
1
|
Ayo kita makan
|
食べましょう
|
Tabemashou.
|
Makan
|
Tabemashou.
|
2
|
Jangan makan
|
食べないで
|
Tabenaide
|
Jangan makan
|
Tabenaide
|
3
|
Aku tidak makan
|
食べないよ
|
Tabenaiyo
|
Saya tidak makan
|
Tabenaiyo
|
4
|
Makanlah!
|
食べて!
|
Tabete!
|
Makan itu!
|
Tabete!
|
Lampiran 4
Kata Ganti Orang yang Berhubungan dengan
Gender Bahasa Jepang (Laki-Laki dan Perempuan)
No
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Kanji
|
Bahasa Latin
|
Terjemahan Google Translate
|
|||
Jepang – Indonesia (Latin)
|
Jepang – Indonesia (Kanji)
|
Indonesia – Jepang (Latin)
|
Indonesia (Jepang Latin) – Jepang
|
||||
1
|
Laki-Perempuan
|
男女
|
Danjo
|
Danjo
|
Pria Dan Wanita
|
オス - メス
|
男女
|
2
|
Laki-laki
|
男性
|
Dansei
|
Dansei
|
Laki-Laki
|
男性
|
Dansei
|
3
|
Perempuan
|
女性
|
Jyosei
|
Jyosei
|
Wanita
|
女性
|
Jyosei
|
4
|
Ayah-Ibu
|
父母
|
Fubo
|
Fubo
|
Ayah Dan Ibu
|
父の母
|
伏波山
|
5
|
Ayah
|
父
|
Chichi
|
Chichi
|
Ayah
|
父
|
派手な
|
6
|
Ibu
|
母
|
Haha
|
Haha
|
Ibu
|
母
|
(笑)
|
7
|
Suami-Istri
|
夫婦
|
Fuufu
|
Fuufu
|
Sepasang
|
夫婦
|
Fuufu
|
8
|
Suami
|
夫
|
Otto
|
Minyak Mawar
|
Suami
|
夫
|
オットー
|
9
|
Istri
|
妻
|
Tsuma
|
Tsuma
|
Istri
|
妻
|
妻
|
10
|
Orang Tua/ Wali Murid
|
父兄
|
Fukei
|
Fukei
|
Orangtua
|
親/保護者
|
婦警
|
12
|
Kakak laki-laki
|
兄
|
Ani
|
Ani
|
Saudara
|
兄
|
アニ
|
13
|
keluarga/saudara
|
兄弟
|
Kyoodai
|
Kyoodai
|
Saudara
|
家族/親族
|
Kyoodai
|
14
|
Adik Laki-Laki
|
弟
|
Otouto
|
Otouto
|
Saudara
|
男性の妹
|
Otouto
|
Lampiran 5
Bahasa Laki-Laki dan
Perempuan dalam Bahasa Jepang
Emiko Watanabe (117835601)
a. Pendahuluan
Dalam bahasa Jepang terdapat dua buah dialek sosial yang
berbeda berdasarkan diferensiasi jender penuturnya yaitu ragam bahasa perempuan
(joseigo, onna kotoba) dan ragam
bahasa laki-laki (danseigo, otoko kotoba).
Meskipun kedua ragam bahasa ini sedikit demi sedikit hilang karena oleh
perubahan zaman, tetapi ada bagian yang masih tetap bertahan dan dipakai oleh
masyarakat penutur bahasa Jepang hingga sekarang. Kalau zaman dulu laki-laki
Jepang pasti menggunakan bahasa laki-laki, tetapi pada zaman sekarang ada
banyak anak perempuan SMP dan SMA yang menggunakan bahasa laki-laki. Demikian
juga pada zaman dulu perempuan menggunakan bahasa perempuan, tetapi kalau zaman
sekarang perempuan yang menggunakan bahasa perempuan adalah perempuan yang
bersifat sopan dan lembut, dan kadang-kadang ada laki-laki yang menggunakan
bahasa perempan juga.
Memang pada suasana tuturan formal seperti pada acara rapat,
seminar, simposium, dan kegiatan formal lainnya sama sekali tidak bisa
terdengar kedua ragam bahasa ini. Tetapi pada percakapan sehari-hari yang tidak
resmi kadang-kadang bisa terdengar pemakaian bahasa ini dari orang-orang Jepang
pada kalangan tertentu. Demikian juga pada saat perkenalan atau pertemuan
pertama dengan orang Jepang, percakapan dilakukan dengan menggunakan ragam
standar. Tetapi semakin lama bergaul
dengan orang Jepang, terutama apabila hubungan dengan orang Jepang sudah sangat
akrab, sedikit demi sedikit akan terjadi perubahan variasi bahasa yang dipakai
termasuk ke dalam ragam bahasa wanita dan ragam bahasa laki-laki. Tidak sedikit
kedua ragam bahasa tersebut dipakai dalam novel karena kalau menggunakan bahasa
laki-laki dan perempuan sangat mudah dipahami tokoh dalam novel ini laki-laki
atau perumpuan.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang sejarah, jenis, peran
bahasa laki-laki dan perempuan, dan perubahan bahasa perempuan dan laki-laki
oleh perubahan zaman.
b. Pembahasan
Jender merupakan perbedaan jenis kelamin laki-perempuan yang
dibentuk secara sosial dan kultural (Tadao, 1995 : 911). Dari zaman dulu di
Jepang laki-laki sering dikatakan cepat mengambil keputusan, rasional, egois,
atau agresif. Sementara perempuan sering dikatakan lemah, lembut, sopan santun,
pasif, dan penuh perhatian. Laki-laki
dan perempuan masing-masing dilambangkan dengan kanji yang berbeda. Laki-laki
dilambangkan dengan huruf yang mengandung unsur kanji yang berarti ‘sawah’ dan
‘tenaga’ yang menggambarkan perannya sebagai orang yang bekerja sekuat tenaga
memproduksi padi di sawah untuk menyokong kehidupan bangsa guna membangun
negara. Pekerjaan mulia ini dianggap milik laki-laki walaupun pada kenyataannya
banyak juga perempuan yang turut bekerja di sawah. Berbeda dengan laki-laki, perempuan
ditulis dengan huruf yang melambangkan orang yang sedang menari. Hal ini
memberi gambaran sosok wanita yang berperan sebagai penghibur orang
(laki-laki). Seolah-olah mereka dijadikan objek kesenangan atau kepuasaan orang
yang melihatnya.
Dalam pembentukan kata pun perempuan terlihat tidak mendapat
prioritas utama. Kata danjo (Laki-Perumpuan) tidak dapat diubah menjadi jodan
dengan harapan mendahulukan unsur perempuannya. Sama dengan danjo,
kata-kata fubo (ayah-ibu), fuufu (suami-istri) tidak bisa
dibalikkan menjadi bofu, fufuu. Kata fukei yang berarti orang
tua/wali murid berasal dari kata chichi (ayah) dan ani (kakak
laki-laki). Begitu juga kata kyoodai yang berarti keluarga/saudara
berasal dari kata ani (kakak laki-laki) dan otooto (adik
laki-laki). Walaupun fukei berarti ‘orang tua/wali murid’ dan kyoodai
berarti ‘keluarga/saudara’ namun di dalamnya tidak terkandung unsur
‘perempuan’ baik ibu, kakak perempuan, maupun adik perempuan.
Seperti ditulis di atas, dari zaman dulu di Jepang sangat
jelas dibedakan posisi, peran laki-laki dan perempuan, maka dibentuk bahasa
laki-laki dan perempuan. Namun, kedua ragam bahasa ini berubah terus dengan
arus zaman. Asal bahasa laki-laki yang sering dipakai sekarang adalah bahasa Samurai Zaman Edo (Edo-Jidai). Samurai
(侍 atau士) adalah istilah
untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata
"samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa
Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti
"melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja
sebagai pelayan bagi sang majikan. Ciri khas bahasa laki-laki adalah variasi
kata ganti pertama. Misalnya, “Ore”, “Boku”, “Washi”, “Oira” dan lain-lain.
Kara ganti pertama dalam bahasa perempuan adalah “Watashi” dan “Watakushi”.
Dilihat dari aspek pemakaian akhir kalimat terdapat beberapa perbedaan antara
yang dipakai laki-laki dan yang dipakai perempuan. Di dalam ragam bahasa
laki-laki dipakai seperti zo, ze, kai, dazo, daze, sedangkan di dalam ragam
bahasa perempuan dipakai kashira, wa, wayo, wane, no, noyo, none, dan kotoyo.
Zo, ze, kai, dazo, daze, dan sebagainya dalam ragam bahasa laki-laki
merefleksikan maskulinitas penuturnya sebagai insan yang sangat tegas, berani,
kuat, penuh percaya diri, penuh kepastian, atau cepat dalam mengambil
keputusan.
Berbeda dengan partikel-partikel itu, partikel-partikel
kashira, wa, wayo, wane, no, noyo, none, koto, dan kotoyo yang dipakai dalam
ragam bahasa perumpuan menjadikan bahasa yang diucapkan lemah lembut dan tidak
menunjukkan ketegasan atau kekuatan. Partikel-partikel itu dipakai untuk
menghaluskan atau melemahkan pendapat, kesimpulan, keputusan, pikiran, atau
pertanyaan penuturnya sehingga mereka terkesan ramah tamah dan sopan santun.
Dalam penggunaan kata benda juga perbedaan bahasa laki-laki dan perempuan
sangat jelas. Dalam bahasa Perempuan di depan kata benda menggunakan “O”.
Misalnya, “Sushi” menjadi “Osushi”, “Cha(teh)” menjadi “Ocha”, “Hana(bunga)”
menjadi “Ohana” dan lain-lain. Dalam bahasa sopan juga, terlihat perbedaan
bahasa laki-laki dan perumpuan.
Seperti ada di atas, dari zaman dulu bahasa Jepang dibagi
bahasa laki-laki dan perempuan dengan jelas. Akan tetapi, sedikit demi sedikit
fenomina tersebut berubah dengan arus zaman. Dulu peran perempuan Jepang adalah
menjaga rumah sebagai ibu rumah tangga. Namun, zaman sekarang perempuan pun
bisa bekerja seperti laki-laki. Peran perempuan dan laki-laki tidak seperti
dulu, maka bahasa antara laki-laki dan perempuan juga berubah. Banyak perempuan
Jepang yang muda tidak mau menggunakan bahasa perempuan. Bahasa laki-laki
menjadi bahasa Jepang yang sering dipakai oleh orang Jepang, baik laki-laki
maupun perempuan zaman sekarang.
c. Simpulan
Bahasa mengrefleksikan lingkungan masyarakat. Begitu juga
bahasa Jepang, yang mengandung nilai-nilai seksis, dapat merefleksikan
nilai-nilai, sikap, atau pandangan masyarakat Jepang terhadap laki-laki dan
perempuan. Akan tetapi, dengan arus zaman bahasa perempuan jaran dipakai oleh
perempuan Jepang karena peran perempuan juga berubah. Perempuan bukan hanya
bekerja di rumah lagi. Perubahan itu ada sisi positif dan sisi negatif. Sisi
positif adalah perempuan bisa mendapatkan kebebasan seperti laki-laki. Sedangkan
sisi negatif adalah menghilang kebudayaan tradisional.
Daftar Pustaka
Umesao, Kodansha Tadao. 1995. Nihongo Daijiten. Tokyo; -
Yumiko, Yamada Hikari 1985. Nihongo no kokoro. Tokyo; Nanundou.
Kyouko, Funada. 2004. Yasashii Shoho no Indonesia-go. Tokyo; Nanundou.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar